Jumat, 05 Agustus 2011

suara langkah kaki Bilal di Surga



Dalam sebuah riwayat, ketika rasulullah saw melakukan isra dan mi’raj, rasulullah mendengarkan suara langkah kaki manusia didalam syurga. Kemudian rasulullah bertanya kepada Jibril alaihi salam, suara langkah kaki siapakah itu wahai jibril?? kemudian malaikat jibril berkata: itulah Bilal bin Rabah.

Kemudian, setelah rasulullah menceritakan kejadian tersebut kepada Bilal, Rasulullah bertanya kepada Bilal: Amalan apakah yang telah kamu kerjakan wahai Bilal, sehingga kamu telah mendahuluiku masuk kedalam syurga?
Bilal Menjawab: Wahai Rasulullah, setiap kali aku berhadats aku selalu berwudhu, dan setiap aku selesai berwudhu aku selalu merasa bertanggu jawab kepada allah untuk melaksanakan shalat dua raka’at, kemudian aku melakukannya. (kesimpulannya), Bahwa Bilal bin Rabah senantiasa selalu berada dalam keadaan suci dengan berwudhu selama dalam keadaan terjaga (tidak tidur). Itulah gambaran sebagaimana eratnya hubungan Bilal dengan Allah swt.

Rabu, 03 Agustus 2011

kok busanya sedikit . . .

http://3.bp.blogspot.com/-LdSDoxOe5pk/Tb78WMNfjII/AAAAAAAAAGE/ycVfm_CptgQ/s1600/55shampo-otak.jpg

Saat aku kost semasa masih kuliah dulu di Jatinangor Bandung, ada salah seorang temakku yang waktu itu ingin main dan menginap di tempatku. Dan ketika hari menjelang malam kami bergegas untuk mandi, kebetulan temenku yang giliran duluan. Dan setelah selesai baru aku masuk kamar mandi. 

Setelah di kamar mandi aku mencium bau yang agak mencolok, yang ternyata itu dari wangi pembersih lantai yang memang aku simpan di kamar mandi. Namun karena baunya yang terlalu berlebihan, aku menanyakan ke temenku tentang pembersih lantaiku ini, sembari aku menunjuk barang tersebut di kamar mandi. 


http://rujakmanis.com/gallery2/d/9861-1/rico_ceper_sok+kaget.jpg?g2_GALLERYSID=9fa219265bcb71ee51da9641bf4fc4aa

Tiba tiba temenku tersentak dan menjawab dengan suara yang agak keras. Ternyata sewaktu tadi mandi dia memakainya untuk keramas rambutnya, dan karena sewaktu dipakai busanya sedikit, jadi dia terus menambahnya lagi. Sepontan kami berdua ketawa karenanya. Dia sendiri sebetulnya merasakan keganjilan sewaktu dia keramas, dari baunya, juga kepala terasa panas sesudahnya. Dan salahnya aku menuangkan pembersih lantai itu di botol sampo pencuci rambut....hmmm...maafkan aku teman....hehehe.

Senin, 01 Agustus 2011

yang terbaik


http://3.bp.blogspot.com/-nUYpHVMz9JE/TWZxI2dX3zI/AAAAAAAAAHk/mc9Cjhqn7A8/s1600/pasar%2Bbaru%2Bbandung.jpg
Pagi itu aku dimintai istri untuk mengantarnya pergi berjalan jalan ke pusat perbelanjaan Pasar Baru di Bandung. Suasana saat itu memang sangat ramai, banyak para pengunjung yang datang ke sana. Hiruk pikuk, pembeli dan pedagan saling tawar menawar harga, juga orang yang berlalulalang baik pengunjung, penjual asongan juga para kuli pembawa barang, dan saat itu memang suasana menjelang Idul fitri, jadi nampak penuh sesak.

http://theonewith.files.wordpress.com/2009/02/pasar-baru-bandung1.jpg

http://3.bp.blogspot.com/_ZhyFZTcbk_s/SvPic-Nm0oI/AAAAAAAAAi0/HuS8pbeNmoA/s1600/AMS_0337.JPG

Setelah beberapa saat kami berdua berjalan, tiba tiba ada seorang kuli pembawa barang menabrak istriku dan barang bawaannya itu mengenai kepalanya. Spontan akupun berniat menegur kuli pembawa barang itu, namun ternyata aku urung melakukannya ketika aku mendengar lebih dahulu istriku melontarkan kata kata kasar karena kesal. Dan saat itu malah aku yang berbailk menegur istriku.... Dia terdiam dan melihat kearahku nampak keheranan, kemudian dia memproters atas apa yang aku lakukan padanya.

Apa yang aku lakukan ini bukan berarti aku merelakan istriku terkena musibah, melainkan justru aku yang lebih tidak relakan istriku celaka karena emosinya, dan itulah yg menjadi musibah yang sesungguhnya. Mesti aku tahu kata kata itu terlontar secara spontanitas, namun patutnya perlu juga aku untuk mengigatkannya.

Bukankah setiap kejadian sudah ada dalam catatnNya dan menjadi takdir kita ketika itu sudah terjadi sehingga  bagaimanapun tiada mungkin juga kita menolaknya.  

Allah s.w.t. berfirman:
“Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” 
(QS. At Taghobun 11)
Saat musibah itu terjadi tentunya Dia yang Maha Magetahui menyaksikan kejadian tersebut, dan saat itu pulalah Dia akan meninggikan derajat hambanya atau memasukan mereka  kedalam golongan orang orang yang merugi.
Jadi tiada kita dikasih pilahan yang kan membuat baik selain dari sabar.

Setelah terjadi perdebatan singkat, aku dan istriku, ...akhirnya kami berdua sepakat untuk berdamai....mendamaikan hati... dan keceriaanpun kembali muncul, terlebih setelah barang yang dicarinya sudah dia dapatkan....hehehe